17 Maret 2025
![]() |
Warung kopi kecil yang aku kunjungi saat sahur di Palembang. |
![]() |
Makan Pop Mie kari ayam di tengah hujan deras. |
Sekitar pukul 03.30 WIB bis kembali berhenti di salah satu jalan di kota Palembang. Begitu turun dari bis, aku mencari rumah makan atau semacamnya untuk makan sahur hingga akhirnya aku menemui sebuah warung kopi kecil. Aneka makanan dan minuman yang disajikan di sana cukup sederhana, seperti mi instan (termasuk dalam bentuk cup), minuman saset (termasuk kopi), dan minuman hangat macam teh hangat. Aku melihat banyak pemudik memesan makanan dan minuman tertentu di warung kopi kecil tersebut hingga yang punya warkop ini kewalahan melayani pesanan karena banyaknya pelanggan yang datang secara tiba-tiba. Ada pengalaman menarik saat di warkop di mana aku menemui pemudik yang ternyata mudik ke Pampangan Nan XX, Lubuk Begalung, sebuah kelurahan yang tidak asing bagiku karena keluarga kakak dari papa aku tinggal di kelurahan itu, tepatnya di komplek perumahan Pelana Indah. Dia Rozi yang mengaku tinggal di komplek sebelah Pelana Indah, entah apa nama komplek itu, dia bilang nama kompleknya Permata (Permata mah, nama komplek perumahan aku tinggal, Permata Pamulang). Rozi merupakan rombongan dari bis 6. Aku sempat cerita ke Rozi, kalau aku bakal mengunjungi Pampangan Nan XX. Aku pamit ke Rozi setelah Pop Mie rasa kari ayam yang aku pesan sudah tiba dan dibawa ke dalam bis agar tidak ketinggalan rombongan di bis 5. Begitu ingin kembali ke bis, hujan mulai turun dan aku harus segera kembali ke bis. Hujan pun mulai deras ketika aku masuk ke dalam bis. Begitu Pop Mie yang aku makan tandas, aku kembali keluar dari bis untuk menemui Rozi di warkop. Pas kembali ke warkop, aku tidak berhasil menemui Rozi dan aku pun kembali ke bis 5 dalam keadaan jaket yang aku pakai basah terkena air hujan.
***
Sekitar jam 09.00 WIB, bis berhenti di rumah makan Pagi Sore di Musi Banyuasin. Karena jaket yang aku pakai basah, aku meminta seseorang untuk membukakan bagasi bawah bis ntuk mengambil tas abu-abu berisi pakaianku. Aku mengeluarkan kemeja lengan panjang warna hitam, sweater hitam, dan jersey kandang timnas Spanyol tahun 2013 dari tas abu-abu. Aku juga mengeluarkan tas laptop hitam untuk mengambil buku antologi cerpen dari bagasi atas dalam bis (kalau di dalam pesawat terbang dibilang kabin). Di dalam bis yang masih sepi karena ditinggal penghuninya ke tempat sekitarnya, aku ganti baju dengan menggunakan jersey timnas Spanyol yang dilapisi sweater hitam. This is the real mudik, bisa-bisanya aku ganti baju di bis gara-gara baju yang kupakai basah kuyup karena kehujanan. Kemeja lengan panjang hitam dimasukkan ke dalam tas laptop hitam, sedangkan buku antologi cerpen dimasukkan ke tas selempang kecil warna cokelat. Adapun tas laptop hitam yang kembali dimasukkan ke dalam bagasi atas dalam bis.
***
![]() |
Suasana di Check Point 2 "Pulang Basamo 2025" di Rumah Makan Soto Jakarta Tenam, Muara Bulian. |
![]() |
Santap malam aku di Rumah Makan Soto Jakarta Tenam. Ada babat sapi, jengkol, dan udang. Mantap tapi bikin aku bokek. |
Sekitar pukul 18.30 WIB, bis berhenti untuk sementara waktu di Check Point 2 “Pulang Basamo 2025” di Rumah Makan Soto Jakarta Tenam, Muara Bulian, Kabupaten Batang Hari, Jambi. Ada momen menarik saat jeda di rumah makan itu, yaitu para pemudik makan bersama di tempat, mengambil aneka makanan secara prasmanan layaknya acara resepsi pernikahan. Hingga akhirnya aku merekam momen luar biasa ini di HP aku. Video pemudik makan bersama di Check Point 2 “Pulang Basamo 2025” gelombang pertama bisa dilihat di Instagram dan TikTok aku.
Aku ikut makan malam dengan mengambil aneka hidangan seperti babat sapi, udang, ayam goreng, jengkol, mi goreng, ikan tepung krispi, nasi putih, dan es jeruk. Aku makan di tempat duduk semeja dengan satu keluarga yang terdiri seorang ibu, seorang anak laki-laki, dan seorang anak perempuan. Setelah makananku ludes, aku harap-harap cemas mengetahui tagihan makan di tempat karena sisa uangku yang ada saat itu bisa dibilang pas-pasan. Maklum, aku berangkat dari Tangerang Selatan ke Padang dengan membawa uang yang tidak banyak, sekitar 160 ribu rupiah. Total tagihan makan malam di Rumah Makan Soto Jakarta Tenam adalah 43 ribu rupiah, menyisakan tiga ribu rupiah di dompetku.