Jumat, 08 November 2013

Gadis Cantik dan Lelaki Pemalu (美しい少女と男はシャイ): Part 3



Suatu hari di sekolah, Melody mengejar Qayyum yang kabur dari taman setelah Qayyum mendengar ucapan Melody yang membuat Qayyum merasa malu-malu. Sampai akhirnya, Qayyum masuk ke dalam ruang kelas XI-IPS1 dan Melody juga masuk ke dalam ruang kelas XI-IPS1.
“Qayyum, tadi kenapa kamu kabur?” tanya Melody.
“Aku kabur karena aku tidak kuat mendengar ucapan darimu ketika kita mengobrol di taman. Ucapanmu sangat menggoda,” jawab Qayyum.
“Terima kasih Qayyum. Ucapanku kepadamu di taman tadi karena aku ingin mengungkapkan rasa sayang kepadamu,” balas Melody.
“Jadi Melody suka sama Qayyum?” tanya salah satu murid perempuan kelas XI-IPS1.
“Ciee… Ciee… Melody suka sama Qayyum…” kata salah satu murid perempuan kelas XI-IPS1 yang lainnya.
“Bisa saja kalian,” balas Melody setelah mendengar ucapan dari beberapa murid perempuan kelas XI-IPS1.
“Melody beneran suka sama Qayyum? Tidak mungkin. Pokoknya, aku tetap akan menyukai Qayyum sampai kapan pun,” kata Dhike dalam hati saat melihat Qayyum sangat akrab dengan Melody.
~~~
Pada malam hari, ketika Qayyum sedang menonton televisi di rumah ada panggilan telepon dari HP Qayyum. Dengan segera, Qayyum mengambil HP-nya di sofa ruang keluarga. Di layar HP, tertulis nama Melody dan Qayyum segera mengangkat telepon dari Melody.
“Halo,” kata Qayyum.
“Hai Qayyum. Apa kabar?” Melody menyapa Qayyum dengan suara manis.
“Baik. Alhamdulillah,” jawab Qayyum.
“Kamu lagi ngapain?” tanya Melody.
“Aku lagi nonton TV. Kamu lagi ngapain?” Qayyum menjawab kemudian bertanya.
“Aku lagi di balkon rumah lantai 2,”  jawab Melody.
“Kamu sudah makan belum?” tanya Qayyum.
“Sudah Qayyum. Kamu?” Melody menjawab kemudian bertanya.
“Aku sudah,” jawab Qayyum.
“Kamu sudah shalat Isya belum?” tanya Qayyum.
“Belum. Kamu?” Melody menjawab kemudian bertanya.
“Aku juga belum,” jawab Qayyum.
“Jangan lupa shalat ya,” Melody berpesan kepada Qayyum.
“Iya, Mel. Aku tidak akan lupa untuk menjalankan ibadah shalat,” balas Qayyum.
“Bagus,” balas Melody.
“Melody, udahan dulu ya,” kata Qayyum sebelum mengakhiri telepon dengan Melody.
“Oke,” balas Melody. Kemudian Melody mematikan telepon dari Qayyum.
~~~
Pada keesokan harinya di sekolah tepatnya pada jam istirahat. Dhike menghampiri Qayyum di ruang kelas XI-IPS1. Namun di samping Qayyum ada pula Melody.
“Qayyum, apakah benar Melody sangat menyukai kamu?” tanya Dhike.
“Betul. Melody sangat menyukai aku,” jawab Qayyum. Tak lama setelah Qayyum menjawab pertanyaan dari Dhike, Dhike langsung pergi meninggalkan Qayyum dan Melody. Setelah itu, Qayyum juga pergi untuk mengikuti langkah Dhike. Diikuti Melody yang juga pergi untuk mengikuti langkah Qayyum. Qayyum menemui Dhike di sebuah koridor.
“Dhike, kenapa kamu pergi meninggalkan aku begitu saja?” tanya Qayyum.
“Aku kesal karena Melody benar-benar menyukai kamu,” jawab Dhike.
“Kamu jangan terlalu kesal kalau dia benar-benar menyukaiku. Melody itu teman kamu juga. Jadi, lebih baik kamu jangan terlalu kesal jika kamu melihat Melody sedang akrab denganku,” nasehat Qayyum. Sementara Melody juga melihat Qayyum dan Dhike di koridor. Melody memperhatikan ucapan dari Qayyum kepada Dhike.
“Ternyata Qayyum juga pandai menasehati orang lain seperti aku,” kata Melody.
“Maafkan aku, Yum. Aku tidak ingin menyesal lagi ketika aku melihat kamu akrab dengan Melody,” balas Dhike.
“Nah, ini baru namanya teman. Sebaiknya, kamu jangan kesal dengan apa yang teman kamu perbuat seperti kamu kesal karena aku akrab dengan Melody,” balas Qayyum.
“Aku mengerti,” balas Dhike.
~~~
“Hai Qayyum,” Dhike menyapa Qayyum yang sedang duduk di bangkunya dari belakang saat jam istirahat sekolah di ruang kelas XI-IPS1.
“Dhike,” balas Qayyum.
“Qayyum, ke kantin yuk,” bujuk Dhike.
“Bisa,” jawab Qayyum. Kemudian Qayyum dan Dhike pergi meninggalkan ruang kelas XI-IPS1. Sementara Melody juga pergi mengikuti langkah Qayyum dan Dhike.
“Kenapa Melody sangat menyukaimu?” tanya Dhike sambil mengaduk jus mangga.
“Melody sangat menyukai aku karena aku tampan. Dia sangat tergila-gila padaku sampai membuatku merasa malu-malu,” jawab Qayyum.
“Kalau kamu sangat digilai sama cewek, kamu jangan merasa malu-malu. Kamu harus pede kalau kamu melihat cewek yang sangat menyukai kamu,” balas Dhike.
“Aku yakin. Suatu saat nanti, aku tidak akan menjadi sosok yang pemalu lagi.”
“Aku percaya dengan kata-katamu.”
“Kalau di rumah, biasanya ngapain?” tanya Dhike.
“Kalau di rumah biasanya aku baca, internetan, dan menonton. Kalau kamu?” Qayyum menjawab kemudian bertanya.
“Kalau di rumah biasanya aku baca buku,” jawab Dhike.
“Rupanya Qayyum sedang asyik mengobrol dengan Dhike,” kata Melody saat melihat Qayyum dan Dhike sedang mengobrol berduaan di kantin.
“Melody,” Qayyum menyapa Melody ketika ia baru saja masuk ke ruang kelas XI-IPS1 bersama Dhike.
“Qayyum,” balas Melody. Kemudian Melody murung.
“Melody, kenapa kamu murung?” tanya Qayyum saat melihat wajah Melody yang murung.
“Aku murung karena aku melihat kamu akrab dengan Dhike saat mengobrol di kantin,” jawab Melody.
“Kamu cemburu tidak?”
“Tidak. Aku tidak akan cemburu jika kamu berada di samping cewek lain.”
“Yakin?” tanya Qayyum tidak percaya.
“Yakin,” jawab Melody singkat.
Pada malam hari setelah makan malam, Qayyum tidak beranjak dari kursi ruang makan karena sedang melamunkan sesuatu.
“Qayyum, kenapa kamu melamun?” tanya Rica saat melihat Qayyum yang sedang melamun sambil duduk di kursi ruang makan.
“Aku bingung mau pilih cewek. Yang satu, namanya Melody. Yang satu lagi, namanya Dhike. Mereka adalah teman sekelasku di kelas XI-IPS1. Mereka sama-sama menyukai aku. Dan mereka sama-sama cantik. Sebenarnya, aku lebih suka memilih Melody karena dia adalah tipe cewek aku,” jawab Qayyum.
“Tipe cewek aku adalah cantik, putih, dewasa, dan feminin. Melody itu adalah cewek yang cantik, berkulit putih, dewasa berdasarkan kelakuannya, dan feminin. Jadi, Melody adalah cewek yang memenuhi kriteria sebagai cewek aku,” lanjut Qayyum.
“Tapi aku merasa malu-malu ketika aku sedang berada di dekat Melody,” lanjut Qayyum.
“Kamu jangan merasa malu-malu ketika kamu sedang berada di dekat Melody. Kamu harus pede kalau kamu sedang berada di dekat Melody,” nasehat Rica.
“Aku yakin. Suatu saat nanti, aku tidak akan menjadi sosok yang pemalu lagi,” balas Qayyum.
“Oke. Kakak setuju,” balas Rica.
~~~
Pada keesokan harinya di sekolah, tepatnya pada jam istirahat. Qayyum menghampiri Melody yang sedang duduk di bangku kelasnya.
“Melody,” Qayyum menyapa Melody.
“Qayyum,” balas Melody.
“Qayyum,” Dhike juga memanggil Qayyum.
“Dhike, kenapa kamu juga ada di sampingku?” tanya Qayyum.
“Aku pengen dekat sama kamu,” jawab Dhike.
“Aku pengen banget jadi pacar kamu,” kata Melody menggoda.
“Aku jadi bingung. Aku mau pilih siapa. Melody atau Dhike?” kata Qayyum bingung.
“Aku suka sama kamu,” kata Dhike.
“Aku juga suka sama kamu,” kata Melody.
“Aku!”
“Aku!”
“Daripada lihat Melody dan Dhike berantem. Mending kabur ah,” kata Qayyum sambil melangkah pergi meninggalkan ruang kelas XI-IPS1.
“Lho, Qayyum ke mana?” tanya Melody yang tidak sadar bahwa Qayyum ‘menghilang’ dari ruang kelas XI-IPS1.
“Aku juga tidak tahu kalau Qayyum sudah kabur di ruangan ini,” jawab Dhike.
“Si Qayyum kabur karena dia tidak mau melihat Melody dan Dhike berantem,” jawab salah satu murid laki-laki kelas XI-IPS1.
“Si Qayyum kabur. Jadi, apa yang kita lakukan?” tanya Melody.
“Kita harus cari dia. Kamu cari dia di luar sekolah seperti taman dan kantin. Sedangkan aku cari Qayyum di dalam sekolah seperti koridor dan perpustakaan,” jawab Dhike. Kemudian Melody dan Dhike pergi meninggalkan ruang kelas XI-IPS1 untuk menemui Qayyum. Melody mencari Qayyum di luar sekolah seperti taman dan kantin. Sementara Dhike mencari Qayyum di dalam sekolah seperti koridor dan perpustakaan.
Sementara itu, di perpustakaan. Qayyum sedang membaca sebuah majalah yang tersedia di perpustakaan. Beberapa menit kemudian, Dhike datang menemui Qayyum di perpustakaan.
“Qayyum, kenapa kamu ada di sini?” tanya Dhike setelah menemukan Qayyum di perpustakaan.
“Aku di sini karena aku suka membaca di perpustakaan saat jam istirahat. Karena aku pemalu, aku lebih suka menghabiskan waktu istirahat dengan membaca buku di perpustakaan. Terkadang pula, aku juga makan dan minum di kantin dan bermain bersama teman di taman,” jawab Qayyum.
“Qayyum ke mana ya? Udah keliling luar sekolah tidak ketemu juga. Aku capek…” kata Melody kelelahan setelah mencari Qayyum di luar sekolah.
“Habis itu, aku mau balik ke kelas saja,” lanjut Melody.
“Qayyum, kita kembali ke kelas. Waktu istirahat hampir selesai,” Dhike menyuruh Qayyum kembali ke kelas bersama Dhike.
“Oke,” balas Qayyum singkat. Kemudian Qayyum dan Dhike pergi meninggalkan perpustakaan dan kembali ke ruang kelas XI-IPS1. Setelah Qayyum dan Dhike masuk ke ruang kelas XI-IPS1, mereka bertemu dengan Melody yang sedang duduk lemas di bangkunya.
“Mel, kamu kenapa?” Qayyum bertanya kepada Melody.
“Qayyum, kamu dari mana saja?” Melody balik bertanya kepada Qayyum.
“Aku tadi ke perpustakaan. Baca buku. Sebenarnya, kamu kenapa bisa lelah seperti ini?” Qayyum menjawab kemudian bertanya.
“Aku lelah karena aku mencari kamu di sekeliling luar sekolah. Ternyata kamu tidak ada di sekeliling luar sekolah. Akhirnya, aku bertemu denganmu di sini,” jawab Melody dengan tubuh lemas.
“Melody, kamu jangan lelah seperti ini. Kita masih banyak pelajaran yang belum kita pelajari untuk hari ini. Kamu harus semangat dan hilangkan rasa lelah yang ada di pikiranmu,” nasehat Qayyum.
“Aku jadi lebih semangat lagi jika aku mendengar ucapan darimu,” Melody jadi lebih semangat setelah mendengar ucapan dari Qayyum.
“Nah, gitu dong. Kamu harus semangat di saat kamu lelah,” balas Qayyum.
“Oke, semangat!” balas Melody sambil mengangkat tinju ke udara.

Bersambung…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar