Sabtu, 19 Oktober 2013

Gadis Cantik dan Lelaki Pemalu (美しい少女と男はシャイ): Part 1



Suatu pagi, seorang gadis terbangun dari tempat tidurnya. Namanya Melody. Dia baru berumur 16 tahun dan masih duduk di bangku kelas XI-IPS1 di salah satu SMA swasta di Jakarta, Indonesia. Dengan segera, ia pun langsung ke kamar mandi untuk berangkat ke sekolah. Beberapa menit kemudian. Melody telah siap dengan seragam sekolah yang terdiri dari jas berwarna biru laut, kemeja lengan panjang berwarna biru muda, dasi berwarna merah tua, dan rok berwarna merah tua. Lalu, Melody duduk di kursi yang berhadapan dengan meja makan dan Melody menyantap selembar roti dengan selai strawberry di ruang makanbersama kedua orangtuanya dan seorang adik bernama Frieska yang masih duduk di bangku kelas IX SMP. Bis sekolah tiba di depan rumah Melody. Melody pun segera berangkat sekolah.
“Ayah. Ibu. Frieska. Saya berangkat dulu. Assalamualaikum,” kata Melody sebelum meninggalkan rumahnya. Melody pergi ke sekolah dengan penuh semangat.
~~~
Beberapa menit kemudian. Bis sekolah tiba di parkir sekolah. Melody sudah bersiap untuk keluar dari bis sekolah. Tapi ketika Melody sedang melangkah keluar dari bis setelah meninggalkan tempat duduknya. Tiba-tiba saja ada seseorang yang menabrak Melody.
“Maaf,” jawab seorang lelaki di belakang Melody. Kemudian Melody menengok ke arah belakang. Tampaknya Melody mengenali suara lelaki itu.
“Qayyum,” kata Melody setelah melihat lelaki itu. Ternyata, lelaki yang menabrak Melody itu adalah Qayyum, teman sekelas Melody di kelas XI-IPS1. Melody telah mengenal Qayyum sejak mereka masih duduk di kelas X SMA. Saat itu, Melody satu kelas dengan Qayyum di kelas X1 SMA. Qayyum tampan, berkacamata, dan memakai seragam sekolah murid laki-laki di SMA-nya Melody yang terdiri dari jas berwarna biru laut, kemeja lengan panjang berwarna biru muda, dasi berwarna merah tua, dan celana panjang berwarna merah tua.
“Kamu tidak apa-apa?” tanya Qayyum.
“Tidak apa-apa,” jawab Melody sambil memandang wajah Qayyum.
“Kalau begitu kita keluar dari bis ini,” perintah Qayyum. Melody hanya tersenyum sambil memandang wajah Qayyum. Keduanya keluar dari bis sekolah dan jalan bersama hingga akhirnya mereka masuk di ruang kelas XI-IPS1. Melody merasa senang karena bisa jalan bersama Qayyum. Sementara Qayyum merasa sedikit malu karena Qayyum sendiri belum pernah jalan bersama Melody berduaan.
Sesaat setelah Melody dan Qayyum masuk ke ruang kelas XI-IPS1, murid-murid yang sudah hadir di ruang kelas terkejut karena mereka melihat Melody dan Qayyum masuk ke ruang kelas secara berduaan.
“Qayyum masuk bareng Melody berduaan?” tanya Dhike. Dhike adalah teman sekelas Melody dan Qayyum di kelas XI-IPS1. Dhike telah mengenal Qayyum sejak mereka satu kelas di kelas X SMA. Dhike juga menyukai Qayyum sejak mereka masih duduk di bangku kelas X SMA karena ketampanannya. Tapi Qayyum belum ingin menjadikan Dhike sebagai pacarnya karena Qayyum masih malu-malu dan Dhike hanya sebagai teman biasa. Qayyum bukannya tidak tertarik dengan Dhike, hanya Qayyum memiliki sifat pemalu. Qayyum menjadi pemalu karena sering didekati oleh teman perempuannya di sekolah termasuk Melody dan Dhike.
“Iya, tadi aku tabrak Melody di dalam bis sekolah,” jawab Qayyum. Kemudian Melody dan Qayyum pergi ke tempat duduknya masing-masing. Melody duduk di barisan belakang sementara Qayyum duduk di barisan paling depan. Kemudian, Pak Hardi, guru kelas XI-IPS1 datang sambil bersiap untuk memulai pelajaran hari ini.
“Selamat pagi anak-anak,” Pak Hardi menyapa seluruh murid kelas XI-IPS1.
“Selamat pagi,” balas seluruh murid kelas XI-IPS1.
“Hari ini kita belajar matematika,” lanjut Pak Hardi. Kemudian para murid mengeluarkan buku-buku matematika dari tas murid masing-masing tapi tidak dengan Melody. Melody hanya terdiam.
“Kenapa Melody?” tanya Pak Hardi.
“Maaf Pak Guru. Tadi saya melamun,” jawab Melody dengan rasa setengah takut.
“Lain kali. Setiap kamu mempersiapkan diri untuk belajar. Kamu jangan melamun,” perintah Pak Hardi.
“Iya pak,” balas Melody. Kemudian Melody mengeluarkan buku-buku matematika dari tasnya.
“Qayyum,” Melody datang menghampiri Qayyum pada jam istirahat pertama.
“Melody. Aku jadi malu ketika kamu memanggil namaku,” balas Qayyum.
“Kenapa mesti malu?” tanya Melody.
“Aku malu karena aku sering didekati oleh cewek-cewek termasuk kamu,” jawab Qayyum.
Kamu tidak usah malu-malu. Oh Iya. Kamu mau ngobrol bareng aku di taman tidak?” bujuk Melody.
“Ada apa?” tanya Qayyum.
“Aku mau ngobrol sama kamu karena aku ingin mengenal kamu lebih dekat,” jawab Melody.
“Boleh,” Qayyum setuju.
~~~
“Tipe cewek kamu apa?” tanya Melody ketika memulai pembicaraan bersama Qayyum di taman sekolah.
“Tipe cewek aku adalah cantik, putih, dewasa, dan feminin,” jawab Qayyum.
“Wah, aku cocok jadi pacar kamu nanti?” tanya Melody.
“Iya,” jawab Qayyum.
“Terima kasih,” balas Melody.
“Tipe cowok kamu apa?” tanya Qayyum.
“Tampan, setampan kamu,” jawab Melody dengan rasa menggoda.
“Jadi malu aku,” balas Qayyum. Setelahnya, Melody dan Qayyum saling memandang wajah.
“Kulitmu dingin,” kata Qayyum setelah memegang tangan kanan Melody.
“Kulitmu putih,” kata Melody setelah melihat wajah Qayyum.
“Qayyum, kita balik ke kelas sekarang,” Melody mengajak Qayyum kembali ke kelas.
“Oke,” balas Qayyum singkat. Lalu Melody dan Qayyum pergi meninggalkan taman dan kembali ke kelasnya.
Setelah waktu belajar di sekolah selesai, Melody datang menghampiri Qayyum di kelasnya.
“Qayyum, kita pulang bareng,” kata Melody.
“Iya,” balas Qayyum sambil menggandeng tas ranselnya. Lalu Melody dan Qayyum pergi meninggalkan ruang kelas XI-IPS1. Setelah itu, mereka masuk ke bis sekolah yang diparkir di parkir khusus bis sekolah.
“Qayyum, bolehkah aku duduk di sebelahmu?” tanya Melody ketika memilih salah satu tempat duduk bis sekolah di barisan depan kiri.
“Boleh,” jawab Qayyum. Lalu Melody duduk di salah satu kursi bis sekolah barisan depan kiri diikuti Qayyum yang duduk di sebelah kiri Melody (Melody memojok di kursi dekat jendela). Bis sekolah berjalan. Melody dan Qayyum tampak tenang di dalam bis. Bis sekolah tiba di rumah Qayyum. Qayyum pun melangkah turun dari bis sekolah. Sebelum turun dari bis, Qayyum sempat berkata kepada Melody.
“Mel, aku pulang dulu ya,” kata Qayyum.
“Hati-hati turunnya,” perintah Melody. Kemudian Qayyum turun dari bis sekolah. Qayyum turun dari bis sekolah karena jarak antara sekolah dengan rumah Qayyum lebih dekat dibandingkan jarak antara sekolah dengan rumah Melody.
“Assalamualaikum,” kata Qayyum sambil membukakan pintu rumahnya.
“Waalaikumsalam Bang Qayyum,” Nabilah, adik Qayyum yang masih duduk di bangku kelas VIII SMP, menjawab salam dari Qayyum.
“Bang Qayyum, abang terlihat senang sekali,” kata Nabilah sambil melihat wajah Qayyum sumringah.
“Iya, abang senang karena ada seorang cewek yang mencuri perhatian abang,” ungkap Qayyum.
“Siapa?” tanya Nabilah.
“Melody, teman sekelas abang di kelas XI-IPS1,” jawab Qayyum.
“Akhirnya aku sudah sampai di rumah,” kata Melody sambil menatap rumahnya. Dengan segera, Melody masuk ke rumahnya.
“Assalamualaikum,” kata Melody sambil membukakan pintu rumahnya.
“Waalaikumsalam,” Frieska menjawab salam dari Melody.
“Kak Melo, kakak terlihat sumringah sekali,” kata Frieska sambil melihat wajah Melody gembira.
“Iya, kakak senang karena kakak lagi suka sama cowok,” cerita Melody.
“Wah, boleh tahu dong… Siapa kak?” tanya Frieska penasaran.
“Qayyum, teman sekelas kakak di kelas XI-IPS1,” jawab Melody.
“Dia ganteng tidak?” tanya Frieska lagi.
“Pastinya dong,” jawab Melody sambil mengacungkan kedua jempol tangannya.
“Jadi pengen ketemu dia,” Frieska berkata bahwa ia ingin bertemu dengan Qayyum.
“Bisa, kalau Qayyum datang ke rumahku,” balas Melody.
“Mpris1, aku mau ke kamar dulu ya,” Melody berkata bahwa ia akan pergi meninggalkan Frieska di ruang tamu.
Pada malam hari, Qayyum mengobrol dengan Rica, kakak Qayyum yang sudah kuliah, dan Nabilah di ruang tamu.
“Tadi pagi, aku menabrak seorang cewek di dalam bis sekolah ketika aku ingin turun dari bis menuju sekolah,” cerita Qayyum. Rica dan Nabilah memperhatikan dialog dari Qayyum.
“Siapa?” tanya Rica penasaran.
“Melody, teman sekelas aku di kelas XI-IPS1,” jawab Qayyum.
“Ceritanya begini, setelah Melody terjatuh, Melody tersenyum kepadaku. Senyuman Melody membuatku terpikat dengannya. Selama di sekolah, aku sering didekati Melody karena aku tampan,” lanjut Qayyum.
“Beneran tuh?” tanya Rica.
“Beneran kok,” jawab Qayyum.
“Aku tidak sabar lagi ingin bertemu dengan Qayyum,” kata Melody sebelum tidur. Sebelum tidur, Melody membaca doa tidur. Kemudian Melody tidur.
~~~
Esok pagi, Qayyum meminum secangkir white coffee sebelum pergi ke sekolah. Begitu pula dengan Rica yang juga meminum secangkir white coffee sebelum pergi kuliah. Setiap sarapan pagi, Qayyum selalu minum kopi karena Qayyum suka minum kopi begitu pula dengan Rica. Bis sekolah tiba, Qayyum pun melangkah keluar dari rumahnya.
“Kak Rica, Nabilah, Ayah, Ibu. Saya berangkat dulu. Assalamualaikum,” Qayyum pamit. Sesaat setelah Qayyum masuk ke dalam bis sekolah, Melody langsung menyapanya yang sudah ada di bis sekolah lebih dulu.
“Hai Qayyum.”
“Hai juga Melo,” Qayyum menyapa Melody. Lalu Qayyum duduk kursi sebelah Melody yang masih kosong.
Di pagi ini, Melody kembali masuk ke ruang kelas XI-IPS1 bersama Qayyum secara berduaan.
“Qayyum masuk ke kelas bareng Melody lagi?” tanya Dhike tak percaya.
“Dhike, kamu cemburu?” kali ini Qayyum yang bertanya.
“Tidak, aku tidak cemburu,” jawab Dhike.
“Kamu yakin, kamu tidak cemburu?” tanya Qayyum yang masih tidak percaya dengan jawaban dari Dhike.
“Tidak, aku benar-benar tidak cemburu,” jawab Dhike singkat.
Pada jam istirahat, Dhike mengajak Qayyum makan di kantin sebagai tanda Dhike tidak cemburu apabila Qayyum akrab dengan Melody.
“Yum, kamu mau tidak ajak aku makan di kantin?” bujuk Dhike.
“Oke, tapi aku juga mau ajak Melody. Kamu jangan cemburu,” jawab Qayyum sambil duduk di bangkunya dan berpesan kepada Dhike. Sementara Melody sedang berdiri di sebelah Qayyum yang sedang duduk di bangkunya.
“Iya, kamu jangan cemburu kalau aku akrab dengan Qayyum,” Melody juga berpesan kepada Dhike.
“Kalau begitu kita makan bareng sekarang,” Melody mengatakan bahwa ia bersama Qayyum dan Dhike akan segera pergi ke kantin untuk makan bersama.
“Kita mau makan bakso tidak?” Qayyum menawarkan kepada Melody dan Dhike untuk makan bakso.
“Mau,” jawab Melody.
“Aku juga mau,” jawab Dhike.
“Kita bayar pake duit siapa?” tanya Melody sebelum memesan bakso.
“Pake duit aku saja. Soalnya duit aku banyak, jawab Qayyum. Setelah itu, Qayyum memesan 3 mangkuk bakso beserta minumannya untuk Qayyum, Melody, dan Dhike.
“Baksonya enak,” kata Melody setelah menyantap semangkuk bakso.
“Mantap!” kata Dhike setelah menyantap semangkuk bakso.
“Ayo habiskan,” Qayyum menyuruh Melody dan Dhike menghabiskan semangkuk bakso masing-masing. Setelah mangkuk bakso milik ketiganya habis, Qayyum pun membayar seluruh makanan dan minuman yang dibeli olehnya.
“Qayyum, terima kasih sekali,” Dhike berterima kasih kepada Qayyum setelah makan bakso di kantin.
“Qayyum, terima kasih sekali karena kamu telah mengajak aku makan,” Melody juga berterima kasih kepada Qayyum.
“Sama-sama,” balas Qayyum.
“Oh iya. Kalau begitu, kita kembali ke kelas. Waktu istirahat hampir habis,” Qayyum berkata bahwa Qayyum, Melody, dan Dhike akan kembali ke kelasnya. Lalu Qayyum, Melody, dan Dhike pergi meninggalkan kantin dan kembali ke ruang kelas XI-IPS1.


Bersambung...

Catatan:
1 Nama panggilan Frieska JKT48.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar