“Qayyum!” Dhike
memanggil Qayyum yang sedang duduk di bangkunya dari belakang.
“Dhike,” balas
Qayyum.
“Hai Qayyum,”
Melody juga datang menghampiri Qayyum.
“Melody. Jadi
malu aku,” balas Qayyum dengan rasa malu-malu.
“Qayyum,
Qayyum,” Melody menyebut nama Qayyum. Kemudian Qayyum menutup wajahnya dengan
tas ranselnya.
“Qayyum, kenapa
muka kamu ditutupi?” tanya Melody sambil merebut tas ransel milik Qayyum untuk
melihat wajah Qayyum.
“Muka aku
ditutupi karena aku tidak kuat melihat wajah Melody dan Dhike. Benar, aku
memang pemalu,” jawab Qayyum.
“Qayyum, kamu
jangan terlalu malu kalau kamu melihat wajahku,” Melody berpesan kepada Qayyum.
“Maafkan aku,
Mel. Aku malu karena aku melihat wajahmu cantik sekali. Aku beruntung punya
cewek yang sangat menyukai aku. Aku benar-benar
menyukaimu dan aku tidak akan pernah bermaksud untuk membencimu,” curhat
Qayyum.
“Aku suka ucapan
kamu,” kata Melody sambil menggengam kedua tangan Qayyum.
“Tampaknya
Melody sangat menyukai Qayyum,” kata Dhike sambil melihat Melody menggengam
kedua tangan Qayyum.
“Tidak, aku
tidak akan cemburu,” Dhike mengatakan bahwa ia tidak cemburu apabila Qayyum
akrab dengan Melody.
“Aku benar-benar
suka padamu,” Melody berkata kepada Qayyum. Sementara Dhike hanya bisa terdiam
tanpa kata.
~~~
Pada sore hari di
kamar Qayyum, Qayyum membuka akun Facebook-nya di laptop-nya. Selain itu,
Qayyum juga mengaktifkan akun Twitter-nya.Tiba-tiba saja ada sebuah pesan masuk
dari akun Facebook-nya. Di tab Firefox-nya tertulis:Melody mengirimi pesan Anda.Dengan segera Qayyum membuka kotak
obrolan di baris bawah jendela Facebook.
Dari Melody Nurramdhani Laksani: Hei Qayyum.
Setelah Qayyum
membaca pesan dari Melody, Qayyum merasa sedang jatuh hati dengan Melody. Lalu
Qayyum membalas pesan kepada Melody di akun Facebook-nya.
Kepada Melody Nurramdhani Laksani: Hai juga Melo :).
Sementara itu,
Melody merasa senang karena Qayyum membalas pesan dari Melody. Melody pun
melanjutkan obrolan dengan Qayyum di Facebook.
Melody kepada Qayyum: Nomor HP kamu berapa?
Qayyum kepada Melody: 08**********. Kalau kamu?
Melody kepada Qayyum: Aku 08*********.
Kemudian Qayyum
mencatat nomor HP Melody. Begitu pula Melody yang mencatat nomor HP Qayyum.
Qayyum kepada Melody: Kamu punya Twitter gak?
Melody kepada Qayyum: Punya, follow @melaks24
Qayyum kepada Melody: Follow me @abdul_qayyum8
Kemudian Qayyum
membuka jendela Twitter dan mencari akun @melaks24 milik Melody.Qayyum berhasil
mencari akun @melaks24 dengan nama Melody Nurramdhani Laksani. Kemudian Qayyum
mem-follow akun @melaks24.
Qayyum kepada Melody: Melody lagi buka Twitter gak?
Melody kepada Qayyum: Iya, aku lagi buka Twitter,
dan aku sudah follow
kamu.
Qayyum kepada Melody: Thanks.
Sementara Melody
menulis sebuah tweet dan mention kepada Qayyum.
Hai @abdul_qayyum8
Sementara Qayyum
membuka jendela Twitter dengan tampilan profil Melody. Qayyum kaget ketika ia melihat
tweet dari Melody tertulis nama akun
Twitter-nya Qayyum.
“Wah, Melody
tulis ini buat aku,” kata Qayyum setelah membaca tweet dari Melody. Tak lama kemudian Rica datang ke dalam kamar
Qayyum.
“Qayyum, kamu
mau ajak aku dan ibu aku belanja di hypermarket nanti malam tidak?” tanya Rica.
“Mau,” jawab
Qayyum. Lalu Qayyum kembali membuka jendela Facebook dan kembali mengobrol
dengan Melody.
Qayyum kepada Melody: Maaf Mel, tadi aku kelamaan.
Soalnya, aku lagi ditanya kakakku, namanya Rica. Katanya, akumau diajak sama kakakku
dan ibuku pergi belanja di hypermarket nanti malam.
Melody kepada Qayyum: Lalu?
Qayyum kepada Melody: Nanti malam aku pergi belanja di
hypermarket sama Kak Rica dan ibuku.
Qayyum kepada Melody: Mel, aku off dulu ya.
Melody kepada Qayyum: Sama-sama.
Setelah itu, Qayyum
menonaktifkan akun Facebook-nya begitu pula akun Twitter-nya. Dan Qayyum juga
meng-shut down laptop-nya.
“Kak Rica, kita
perlu beli obat merah tidak? Soalnya, obat merah kita sudah habis,” Qayyum bertanya
kepada Rica saat melangkah ke tempat penjualan obat di hypermarket.
“Itu perlu.
Kakak sering luka-luka, kamu juga, bahkan Nabilah juga sering luka-luka.
Makanya kita perlu beli obat merah,” jawab Rica.
“Baiklah,” balas
Qayyum. Kemudian HP Qayyum berbunyi. Di layar HP tertulis: Pesan masuk dari Melody. Dengan segera, Qayyum membaca SMS dari
Melody.
Hai Qayyum… :)
Setelah Qayyum
membaca SMS dari Melody, Qayyum pun tersenyum mengembang di bibirnya. Sementara
Rica memperhatikan tingkah laku Qayyum.
“Qayyum, kenapa
kamu senyam-senyum sendiri?” tanya Rica.
“Melody kirim
SMS ke aku,” jawab Qayyum.
“Kak Rica, kita
beli obat merah sekarang,” Qayyum mengingatkan Rica untuk membeli obat merah di
hypermarket.
~~~
“Qayyum,” Melody
menyapa Qayyum yang sedang duduk di bangku saat jam istirahat.
“Melody,” balas
Qayyum.
“Kita ke
perpustakaan. Cari buku bahasa Jepang. Setelah istirahat, kita belajar bahasa
Jepang,”Melody mengajak Qayyum ke perpustakaan.
“Bisa,” Qayyum mengatakan
bahwa ia bisa menemani Melody ke perpustakaan. Melody sangat senang bisa
ditemani Qayyum ke perpustakaan. Tapi Qayyum sendiri masih merasa malu-malu
ketika ia sedang berada di samping Melody.
“Qayyum, tolong
bantu cari buku pelajaran bahasa Jepang,” Melody membantu Qayyum untuk mencari
buku pelajaran bahasa Jepang.
“Bisa,” jawab
Qayyum. Qayyum ikut membantu Melody untuk mencari buku pelajaran bahasa Jepang.
“Ini,” kata
Qayyum sambil menyerahkan buku pelajaran bahasa Jepang.
“Terima kasih
Qayyum. Kamu baik deh,” balas Melody sambil tersenyum lebar.
“Jadi malu aku
ketika aku mendengar kata-kata indah darimu,” kata Qayyum.
“Qayyum. Kamu
jangan malu-malu kalau kamu mendengar kata-kata indah dariku. Sekarang kita
baca buku pelajaran bahasa Jepang,” kata Melody dengan setengah heran. Lalu
Melody dan Qayyum membaca buku pelajaran bahasa Jepang di perpustakaan. Setelah
selesai membaca, Melody pun menyuruh Qayyum kembali ke kelas.
“Qayyum, kita
kembali ke kelas.”
“Baik,” balas
Qayyum. Sebelum Melody dan Qayyum meninggalkan perpustakaan, mereka pun kembali
meletakkan buku pelajaran bahasa Jepang ke rak buku. Kemudian Melody dan Qayyum
meninggalkan perpustakaan dan kembali ke ruang kelas XI-IPS1. Beberapa saat
kemudian, Akicha, guru bahasa Jepang, datang untuk mengajar para murid kelas
XI-IPS1.
“Ohayō kodomo1,” Akicha menyapa
para murid kelas XI-IPS1.
“Ohayōgozaimasu, misu akicha2,”
para murid kelas XI-IPS1 membalas ucapan dari Akicha.
“Kyō wa 34 pēji ni iku3,” Akicha
memperintahkan para muridnya untuk membuka halaman 34 buku pelajaran bahasa
Jepang. Para murid menjalankan perintah dari Akicha dan para murid belajar
bahasa Jepang. Setelah belajar, para murid menyerahkan hasil latihan kepada
Akicha.
“Aku dapat nilai
8,” kata Qayyum setelah melihat hasil latihan bahasa Jepang.
“Qayyum, aku
dapat nilai 7,5. Kamu?,”Melody berkata dan bertanya kepada Qayyum.
“Aku 8,” jawab
Qayyum.
“Qayyum, aku
dapat nilai 7. Kamu?” kali ini Dhike yang berkata dan bertanya kepada Qayyum.
“Aku 8,” jawab
Qayyum.
~~~
“Qayyum, ada
yang mau aku bicarakan,” Melody berkata kepada Qayyum saat jam istirahat di
ruang kelas XI-IPS1 pada keesokan harinya.
“Ada apa?” tanya
Qayyum penasaran.
“Kita bicara di
taman,” Melody akan melakukan pembicaraan dengan Qayyum di taman sekolah.
“Qayyum, kenapa
setiap kamu ketemu aku selalu bertingkah malu-malu?” Melody memulai pembicaraan
dengan Qayyum di taman sekolah.
“Aku malu karena
aku tidak kuat melihat wajahmu yang cantik ini,” jawab Qayyum.
“Ya. Tapi kamu
harus ubah kelakuanmu ketika kamu bertemu denganku. Kamu harus percaya diri dan
kamu jangan terlalu malu,” pesan Melody.
“Maaf, Mel. Ini
tidak mudah. Aku mulai tertarik denganmu sewaktu kamu terjatuh di dalam bis
sekolah. Setelah kejadian itu, aku selalu didekati kamu. Kamu merasa sangat
puas bertemu denganku tapi aku selalu merasa malu dan tidak percaya diri,”
balas Qayyum.
“Waktu kita
masih duduk di bangku kelas X SMA, aku selalu didekati oleh cewek-cewek teman
sekelasku hampir setiap hari di sekolah termasuk kamu karena aku tampan. Kejadian
itu membuatku menjadi cowok pemalu. Waktu itu, kita hanya teman biasa walaupun
kamu menyukai aku. Kini waktu telah berubah, kamu sangat menyukai aku, dan aku
sering merasa malu karena kehadiranmu. Hingga saat ini, aku masih belum bisa mengubah
sifat dari pemalu. Tapi di masa yang akan datang aku bisa mengubah sifat dari
pemalu menjadi tidak pemalu lagi,” cerita Qayyum.
“Aku percaya dengan
kata-katamu. Aku berharap kamu bisa berubah menjadi sosok yang tidak pemalu
lagi,” Melody mempercayai ucapan dari Qayyum.
“Terima kasih
Melody. Aku merasa bisa mengubah hidupku menjadi lebih baik lagi dengan
nasehatmu,” balas Qayyum dengan sedikit tersenyum.
“Aku sayang
denganmu,” Melody mengungkapan rasa sayang kepada Qayyum. Akan tetapi, Qayyum
merasa malu setelah mendengar ucapan dari Melody.
“Aku malu setelah
aku mendengar ucapanmu. A… Aku… Mau… Kabuuuuurrrrr!” kata Qayyum yang pergi berlari
meninggalkan Melody. Sementara Melody ikut berlari mengikuti langkah Qayyum.
Bersambung…
Catatan:
1 Selamat pagi
anak-anak.
2 Selamat pagi,
Nona Akicha.
3 Hari ini kita
buka halaman 34.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar