Rabu, 30 Oktober 2013

Gadis Cantik dan Lelaki Pemalu (美しい少女と男はシャイ): Part 2

“Qayyum!” Dhike memanggil Qayyum yang sedang duduk di bangkunya dari belakang.
“Dhike,” balas Qayyum.
“Hai Qayyum,” Melody juga datang menghampiri Qayyum.
“Melody. Jadi malu aku,” balas Qayyum dengan rasa malu-malu.
“Qayyum, Qayyum,” Melody menyebut nama Qayyum. Kemudian Qayyum menutup wajahnya dengan tas ranselnya.
“Qayyum, kenapa muka kamu ditutupi?” tanya Melody sambil merebut tas ransel milik Qayyum untuk melihat wajah Qayyum.
“Muka aku ditutupi karena aku tidak kuat melihat wajah Melody dan Dhike. Benar, aku memang pemalu,” jawab Qayyum.
“Qayyum, kamu jangan terlalu malu kalau kamu melihat wajahku,” Melody berpesan kepada Qayyum.
“Maafkan aku, Mel. Aku malu karena aku melihat wajahmu cantik sekali. Aku beruntung punya cewek yang sangat menyukai aku. Aku benar-benar menyukaimu dan aku tidak akan pernah bermaksud untuk membencimu,” curhat Qayyum.
“Aku suka ucapan kamu,” kata Melody sambil menggengam kedua tangan Qayyum.
“Tampaknya Melody sangat menyukai Qayyum,” kata Dhike sambil melihat Melody menggengam kedua tangan Qayyum.
“Tidak, aku tidak akan cemburu,” Dhike mengatakan bahwa ia tidak cemburu apabila Qayyum akrab dengan Melody.
“Aku benar-benar suka padamu,” Melody berkata kepada Qayyum. Sementara Dhike hanya bisa terdiam tanpa kata.
~~~
Pada sore hari di kamar Qayyum, Qayyum membuka akun Facebook-nya di laptop-nya. Selain itu, Qayyum juga mengaktifkan akun Twitter-nya.Tiba-tiba saja ada sebuah pesan masuk dari akun Facebook-nya. Di tab Firefox-nya tertulis:Melody mengirimi pesan Anda.Dengan segera Qayyum membuka kotak obrolan di baris bawah jendela Facebook.
Dari Melody Nurramdhani Laksani: Hei Qayyum.
Setelah Qayyum membaca pesan dari Melody, Qayyum merasa sedang jatuh hati dengan Melody. Lalu Qayyum membalas pesan kepada Melody di akun Facebook-nya.
Kepada Melody Nurramdhani Laksani: Hai juga Melo :).
Sementara itu, Melody merasa senang karena Qayyum membalas pesan dari Melody. Melody pun melanjutkan obrolan dengan Qayyum di Facebook.
Melody kepada Qayyum: Nomor HP kamu berapa?
Qayyum kepada Melody: 08**********. Kalau kamu?
Melody kepada Qayyum: Aku 08*********.
Kemudian Qayyum mencatat nomor HP Melody. Begitu pula Melody yang mencatat nomor HP Qayyum.
Qayyum kepada Melody: Kamu punya Twitter gak?
Melody kepada Qayyum: Punya, follow @melaks24
Qayyum kepada Melody: Follow me @abdul_qayyum8
Kemudian Qayyum membuka jendela Twitter dan mencari akun @melaks24 milik Melody.Qayyum berhasil mencari akun @melaks24 dengan nama Melody Nurramdhani Laksani. Kemudian Qayyum mem-follow akun @melaks24.
Qayyum kepada Melody: Melody lagi buka Twitter gak?
Melody kepada Qayyum: Iya, aku lagi buka Twitter, dan aku sudah follow kamu.
Qayyum kepada Melody: Thanks.
Sementara Melody menulis sebuah tweet dan mention kepada Qayyum.
Hai @abdul_qayyum8
Sementara Qayyum membuka jendela Twitter dengan tampilan profil Melody. Qayyum kaget ketika ia melihat tweet dari Melody tertulis nama akun Twitter-nya Qayyum.
“Wah, Melody tulis ini buat aku,” kata Qayyum setelah membaca tweet dari Melody. Tak lama kemudian Rica datang ke dalam kamar Qayyum.
“Qayyum, kamu mau ajak aku dan ibu aku belanja di hypermarket nanti malam tidak?” tanya Rica.
“Mau,” jawab Qayyum. Lalu Qayyum kembali membuka jendela Facebook dan kembali mengobrol dengan Melody.
Qayyum kepada Melody: Maaf Mel, tadi aku kelamaan. Soalnya, aku lagi ditanya kakakku, namanya Rica. Katanya, akumau diajak sama kakakku dan ibuku pergi belanja di hypermarket nanti malam.
Melody kepada Qayyum: Lalu?
Qayyum kepada Melody: Nanti malam aku pergi belanja di hypermarket sama Kak Rica dan ibuku.
Qayyum kepada Melody: Mel, aku off dulu ya.
Melody kepada Qayyum: Sama-sama.
Setelah itu, Qayyum menonaktifkan akun Facebook-nya begitu pula akun Twitter-nya. Dan Qayyum juga meng-shut down laptop-nya.
“Kak Rica, kita perlu beli obat merah tidak? Soalnya, obat merah kita sudah habis,” Qayyum bertanya kepada Rica saat melangkah ke tempat penjualan obat di hypermarket.
“Itu perlu. Kakak sering luka-luka, kamu juga, bahkan Nabilah juga sering luka-luka. Makanya kita perlu beli obat merah,” jawab Rica.
“Baiklah,” balas Qayyum. Kemudian HP Qayyum berbunyi. Di layar HP tertulis: Pesan masuk dari Melody. Dengan segera, Qayyum membaca SMS dari Melody.
Hai Qayyum… :)
Setelah Qayyum membaca SMS dari Melody, Qayyum pun tersenyum mengembang di bibirnya. Sementara Rica memperhatikan tingkah laku Qayyum.
“Qayyum, kenapa kamu senyam-senyum sendiri?” tanya Rica.
“Melody kirim SMS ke aku,” jawab Qayyum.
“Kak Rica, kita beli obat merah sekarang,” Qayyum mengingatkan Rica untuk membeli obat merah di hypermarket.
~~~
“Qayyum,” Melody menyapa Qayyum yang sedang duduk di bangku saat jam istirahat.
“Melody,” balas Qayyum.
“Kita ke perpustakaan. Cari buku bahasa Jepang. Setelah istirahat, kita belajar bahasa Jepang,”Melody mengajak Qayyum ke perpustakaan.
“Bisa,” Qayyum mengatakan bahwa ia bisa menemani Melody ke perpustakaan. Melody sangat senang bisa ditemani Qayyum ke perpustakaan. Tapi Qayyum sendiri masih merasa malu-malu ketika ia sedang berada di samping Melody.
“Qayyum, tolong bantu cari buku pelajaran bahasa Jepang,” Melody membantu Qayyum untuk mencari buku pelajaran bahasa Jepang.
“Bisa,” jawab Qayyum. Qayyum ikut membantu Melody untuk mencari buku pelajaran bahasa Jepang.
“Ini,” kata Qayyum sambil menyerahkan buku pelajaran bahasa Jepang.
“Terima kasih Qayyum. Kamu baik deh,” balas Melody sambil tersenyum lebar.
“Jadi malu aku ketika aku mendengar kata-kata indah darimu,” kata Qayyum.
“Qayyum. Kamu jangan malu-malu kalau kamu mendengar kata-kata indah dariku. Sekarang kita baca buku pelajaran bahasa Jepang,” kata Melody dengan setengah heran. Lalu Melody dan Qayyum membaca buku pelajaran bahasa Jepang di perpustakaan. Setelah selesai membaca, Melody pun menyuruh Qayyum kembali ke kelas.
“Qayyum, kita kembali ke kelas.”
“Baik,” balas Qayyum. Sebelum Melody dan Qayyum meninggalkan perpustakaan, mereka pun kembali meletakkan buku pelajaran bahasa Jepang ke rak buku. Kemudian Melody dan Qayyum meninggalkan perpustakaan dan kembali ke ruang kelas XI-IPS1. Beberapa saat kemudian, Akicha, guru bahasa Jepang, datang untuk mengajar para murid kelas XI-IPS1.
Ohayō kodomo1,” Akicha menyapa para murid kelas XI-IPS1.
Ohayōgozaimasu, misu akicha2,” para murid kelas XI-IPS1 membalas ucapan dari Akicha.
Kyō wa 34 pēji ni iku3,” Akicha memperintahkan para muridnya untuk membuka halaman 34 buku pelajaran bahasa Jepang. Para murid menjalankan perintah dari Akicha dan para murid belajar bahasa Jepang. Setelah belajar, para murid menyerahkan hasil latihan kepada Akicha.
“Aku dapat nilai 8,” kata Qayyum setelah melihat hasil latihan bahasa Jepang.
“Qayyum, aku dapat nilai 7,5. Kamu?,”Melody berkata dan bertanya kepada Qayyum.
“Aku 8,” jawab Qayyum.
“Qayyum, aku dapat nilai 7. Kamu?” kali ini Dhike yang berkata dan bertanya kepada Qayyum.
“Aku 8,” jawab Qayyum.
~~~
“Qayyum, ada yang mau aku bicarakan,” Melody berkata kepada Qayyum saat jam istirahat di ruang kelas XI-IPS1 pada keesokan harinya.
“Ada apa?” tanya Qayyum penasaran.
“Kita bicara di taman,” Melody akan melakukan pembicaraan dengan Qayyum di taman sekolah.
“Qayyum, kenapa setiap kamu ketemu aku selalu bertingkah malu-malu?” Melody memulai pembicaraan dengan Qayyum di taman sekolah.
“Aku malu karena aku tidak kuat melihat wajahmu yang cantik ini,” jawab Qayyum.
“Ya. Tapi kamu harus ubah kelakuanmu ketika kamu bertemu denganku. Kamu harus percaya diri dan kamu jangan terlalu malu,” pesan Melody.
“Maaf, Mel. Ini tidak mudah. Aku mulai tertarik denganmu sewaktu kamu terjatuh di dalam bis sekolah. Setelah kejadian itu, aku selalu didekati kamu. Kamu merasa sangat puas bertemu denganku tapi aku selalu merasa malu dan tidak percaya diri,” balas Qayyum.
“Waktu kita masih duduk di bangku kelas X SMA, aku selalu didekati oleh cewek-cewek teman sekelasku hampir setiap hari di sekolah termasuk kamu karena aku tampan. Kejadian itu membuatku menjadi cowok pemalu. Waktu itu, kita hanya teman biasa walaupun kamu menyukai aku. Kini waktu telah berubah, kamu sangat menyukai aku, dan aku sering merasa malu karena kehadiranmu. Hingga saat ini, aku masih belum bisa mengubah sifat dari pemalu. Tapi di masa yang akan datang aku bisa mengubah sifat dari pemalu menjadi tidak pemalu lagi,” cerita Qayyum.
“Aku percaya dengan kata-katamu. Aku berharap kamu bisa berubah menjadi sosok yang tidak pemalu lagi,” Melody mempercayai ucapan dari Qayyum.
“Terima kasih Melody. Aku merasa bisa mengubah hidupku menjadi lebih baik lagi dengan nasehatmu,” balas Qayyum dengan sedikit tersenyum.
“Aku sayang denganmu,” Melody mengungkapan rasa sayang kepada Qayyum. Akan tetapi, Qayyum merasa malu setelah mendengar ucapan dari Melody.
“Aku malu setelah aku mendengar ucapanmu. A… Aku… Mau… Kabuuuuurrrrr!” kata Qayyum yang pergi berlari meninggalkan Melody. Sementara Melody ikut berlari mengikuti langkah Qayyum.

Bersambung…

Catatan:
1 Selamat pagi anak-anak.
2 Selamat pagi, Nona Akicha.
3 Hari ini kita buka halaman 34.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar