Suatu pagi, Qayyum
masuk ke dalam bis sekolah dengan penuh semangat. Setelah masuk dalam bis
sekolah, Qayyum melihat Melody dari depan pintu bis sekolah. Lalu Qayyum
menyapa Melody.
“Melody.”
“Qayyum, sini
duduk,” balas Melody sambil menawarkan sebuah tempat duduk yang kosong.
Kebetulan, kursi yang ada di sebelah Melody masih kosong.
“Baiklah,” balas
Qayyum. Kemudian Qayyum melangkah menuju sebuah kursi kosong yang ada di
sebelah kursi yang diduduki oleh Melody dan Qayyum duduk di kursi sebelah
Melody. Suasana Melody dan Qayyum menjadi tenang dan hangat saat mereka duduk
sekursi di bis sekolah. Setelah bis sekolah tiba di parkir sekolah, Qayyum
turun lebih dulu dibandingkan Melody.Saat Melody melangkah turun dari bis
sekolah, Melody terjatuh dan menahan kesakitan.
“Kamu kenapa?”
tanya Qayyum.
“Lutut kiri aku
berdarah. Jadi, tolong bawa aku ke UKS,” jawab Melody. Melody mengalami luka di
lutut kirinya karena terjatuh dari bis sekolah.
“Baiklah,” balas
Qayyum. Dengan segera, Qayyum membawa Melody ke UKS sebelum masuk ke ruang kelasnya.
Di ruang UKS, Qayyum mengobati luka Melody di lutut kirinya dengan obat merah.
“Terima kasih
Qayyum. Kamu telah mengobati luka aku,” Melody berterima kasih kepada Qayyum.
“Sama-sama.
Kalau begitu, kita ke kelas. Kamu tidak mau kan datang terlambat di kelas?”
Qayyum membalas ucapan dari Melody kemudian bertanya.
“Iya,” jawab
Melody. Kemudian Qayyum dan Melody pergi meninggalkan ruang UKS menuju ruang
kelas XI-IPS1.
Pada jam
istirahat, Qayyum menghampiri Melody yang sedang duduk di bangkunya.
“Melody,” sapa
Qayyum.
“Hei Qayyum. Ada
apa?” Melody menyapa lalu bertanya.
“Aku mau ikut
kamu ke taman,” jawab Qayyum.
“Ada apa?” tanya
Melody lagi.
“Rahasia,” jawab
Qayyum. Kemudian Qayyum dan Melody pergi ke taman sekolah.
“Melody, aku
kasih sebuah surat ini hanya untukmu. Kamu harus baca ya,” kata Qayyum sambil
menyerahkan sebuah surat kepada Melody. Melody menerimanya lalu membuka amplop
yang masih tertutup. Dan Melody membaca sebuah surat dari Qayyum yang tertulis:
Melody, aku ingin mengungkapkan rasa sayang kepadamu.
Awalnya aku malu-malu tapi aku mulai percaya diri
untuk mengungkapkan rasa sayang kepadamu.
Aku ini bukanlah lelaki yang sempurna. Aku hanya manusia
biasa yang memiliki kelemahan. Kelemahanku adalah pemalu. Meskipun aku pemalu,
aku bukanlah orang yang paling lemah di dunia. Tapi aku juga punya banyak kelebihan.
Akhir-akhir ini kamu memang menyukai aku tapi aku
sering merasa malu. Aku menjadi lelaki pemalu karena aku sering didekati banyak
gadis di sekolah termasuk kamu. Selain itu, aku tidak kuat melihat wajahmu yang
cantik merona. Tapi aku beruntung karena aku punya gadiscantik yang sangat
menyukai aku dan menggilai aku.Kamu cantik, berkulit putih, dewasa, dan
feminin. Dan kamu adalah tipe gadis yang memenuhi kriteria sebagai gadisku di
masa yang akan datang.
Aku sayang padamu karena kamu adalah gadis yang
baik, cerdas, dan perhatian. Aku mulai percaya diri untuk mengungkapkan rasa
sayang kepadamu karena aku mendengar nasehat darimu. Nasehat darimu membuatku lebih
percaya diri dan termotivasi.
Terakhir, kamu jangan pernah melupakan aku. Karena
kamu adalah gadis yang bisa membuat hidupku menjadi lebih baik lagi. Tanpamu,
hidupku tidak akan berarti. Tanpa nasehatmu, aku akan selalu menjadi lelaki
pemalu. Bagiku, kamu adalah orang yang paling istimewa dalam hidupku.
Dear Qayyum.
“Terima kasih
Qayyum. Aku jadi makin sayang padamu setelah membaca surat darimu,” kata Melody
sambil memeluk Qayyum.
“Aku sayang
padamu di lubuk hatiku yang dalam,” balas Qayyum sambil memeluk Melody.
“Rupanya kamu
memang sayang padaku,” kata Melody lagi. Kemudian Melody dan Qayyum saling
melepaskan pelukan.
“Melody, kita
kembali ke kelas sekarang,” Qayyum menyuruh Melody untuk kembali ke kelas.
“Baiklah,” balas
Melody. Kemudian Melody dan Qayyum pergi meninggalkan taman sekolah.
Sesaat setelah
waktu belajar di sekolah selesai, Qayyum menghampiri Melody yang masih duduk di
bangkunya.
“Mel, kita
pulang yuk,” Qayyum mengajak Melody segera pulangdari sekolah.
“Ok,” balas
Melody. Kemudian Melody berdiri. Setelah itu, Melody dan Qayyum pergi
meninggalkan ruang kelas XI-IPS1 menuju parkir khusus bis sekolah. Di parkir
khusus bis sekolah, Melody dan Qayyum masuk ke dalam bis sekolah.
“Qayyum, kita
duduk di sini,” kata Melody sambil menyuruh Qayyum duduk di sebuah kursi di bis
sekolah. Lalu Melody duduk di sebelah Qayyum. Suasana terasa tenang dan hangat saat
mereka sedang duduk bersama di bis sekolah.
“Ini bukan mimpi
lagi bila Qayyum memang sayang padaku,” kata Melody dalam hati.
“Perasaanku hari
ini bersama Melody sangat mengesankan. Jauh lebih mengesankan dari hari-hari
sebelumnya,” kata Qayyum dalam hati. Beberapa menit kemudian, bis sekolah
sampai di depan rumah Qayyum. Dengan segera, Qayyum beranjak dari tempat duduk
menuju keluar dari bis sekolah untuk pulang ke rumah. Sebelum Qayyum turun dari
bis sekolah, Qayyum sempat berkata kepada Melody.
“Mel, aku pulang
dulu ya.”
“Hati-hati
turunnya,” balas Melody. Kemudian Qayyum turun dari bis sekolah.
~~~
Esok pagi, Qayyum
menatap hari dengan penuh semangat. Sampai-sampai, Rica, kakak Qayyum bertanya
kepadanya saat mereka sarapan di ruang makan.
“Qayyum, kenapa
kamu bersemangat sekali?” tanya Rica.
“Aku ingin
bertemu dengan cewekku di sekolah,” jawab Qayyum.
“Melody kan?”
tanya Rica lagi.
“Ya dong,” jawab
Qayyum.Beberapa menit setelah sarapan, Qayyum pergi meninggalkan rumah dan
memasuki bis sekolah. Di dalam bis sekolah, Melody kembali menyapa Qayyum.
“Selamat pagi
Qayyum.”
“Pagi Melody,”
balas Qayyum.
“Qayyum, duduk
sini,” kata Melody sambil menawarkan sebuah tempat duduk untuk Qayyum yang ada
di sebelah Melody. Tanpa ragu, Qayyum duduk di kursi sebelah Melody.
Pada jam
istirahat, Melody menghampiri Qayyum yang sedang duduk di bangkunya.
“Qayyum,” sapa
Melody.
“Melody,” balas
Qayyum.
“Kita ke taman
sekarang,” Melody mengajak Qayyum pergi ke taman sekolah.
“Baiklah,”
Qayyum menerima ajakan dari Melody. Di taman sekolah, Melody memberikan sebuah
surat untuk Qayyum.
“Qayyum, ini
surat untukmu. Kamu harus baca,” kata Melody sambil menyerahkan sebuah surat
kepada Qayyum.Qayyum menerimanya lalu membuka amplop yang masih tertutup. Dan
Qayyum membaca sebuah surat dari Melody yang tertulis:
Hai Qayyum.
Aku ingin mengungkapkan rasa sayang kepadamu yang sebenarnya.
Aku sayang padamu karena kamutampan, baik, dan juga
pintar. Kamu merupakan cowok pemalu tapi berhati baik. Aku suka dengan cowok
yang berhati baik.
Aku sayang padamu di lubuk hatiku yang terdalam. Aku
tidak salah memilih seorang cowok. Waktu kita masih duduk di bangku kelas X
SMA, aku menyukai kamu karena kamu tampan. Tapi, pada saat itu kamu belum
tertarik kepadaku.Waktu kita bertabrakan di dalam bis sekolah pada beberapa
minggu yang lalu, kamu mulai tertarik kepadaku.
Saat ini, aku merasa lebih bahagia karena kamu telah
mengungkapkan rasa sayang kepadaku lewat selembar surat yang kamu tulis.
Terakhir, kamu harus sayang padaku. Jika kamu tidak sayang
padaku, aku juga tidak akan sayang padamu. Bagiku, kamu adalah cowok yang
paling baik yang pernah aku kenal.
Dear Melody.
“Thanks Mel, surat darimu benar-benar
bagus,” Qayyum berterima kasih kepada Melody.
“Sama-sama,”
balas Melody sambil mengedipkan kedua matanya.
“Oh ya. Hari
Sabtu nanti, aku mau ke rumahmu,” Melody memberitahu kepada Qayyum.
“Serius nih?”
tanya Qayyum tak percaya.
“Serius. Aku
pernah ke rumahmu waktu kamu ulang tahun pada bulan Juni kemarin,” jawab
Melody.
“Aku jadi ingat
waktu kamu datang ke rumahku di acara ulang tahun aku. Waktu itu, aku senang
karena kamu datang ke rumahku. Selain itu, kamu juga mengucapkan selamat ulang
tahun untukku dan kamu juga memberi sebuah kado untukku yang berisi kemeja
lengan panjang kotak-kotak berwarna biru,” cerita Qayyum.
“Kamu ingat
waktu ulang tahun aku pada bulan Maret lalu? Waktu itu, kamu datang ke rumahku
bersama teman-teman lelakimu karena kamu malu kalau kamu pergi sendiri ke rumah
aku. Saat pesta ulang tahun aku kemarin, kamu lebih sering berkumpul bersama
dengan teman-teman lelakimu. Selain itu, kamu juga memberi ucapan selamat ulang
tahun untukku dan kamu juga memberi sebuah kado untukku yang berisi sepasang sepatu
berwarna putih,” cerita Melody.
“Ingat. Waktu
itu aku berkumpul bersama teman-teman lelakimu saat pesta ulang tahunmu kemarin
karena aku malu kalau aku sampai menggoda kamu di pesta ulang tahunmu itu. Aku
juga ingat saat aku mengucapkan selamat ulang tahun untukmu dan aku memberi
sebuah kado yang berisi sepasang sepatu putih,” jawab Qayyum.
“Soal kamu ingin
menggoda aku di pesta ulang tahunku yang terakhir itu merupakan masa lalu. Kini,
hubungan aku dan kamu sudah semakin dekat,” balas Melody.
“Untuk
memuluskan hubungan antara aku dan kamu. Kamu jangan berpaling kepada cewek
lain. Begitu pula dengan aku yang tidak berpaling kepada cowok lain,” Melody
menasehati Qayyum untuk memuluskan hubungan antara Melody dan Qayyum.
“Baiklah. Aku
bisa melakukan itu,” balas Qayyum.
“Oke,” balas
Melody.
~~~
Pada keesokan
harinya di taman sekolah saat jam istirahat pertama.Qayyum ingin mengatakan
sesuatu kepada Dhiketentang hubungan Qayyum yang semakin dekat dengan Melody.Qayyum
melakukan ini karena hubungannya sudah semakin dekat dengan Melody. Tapi Dhike
tidak risau jika Qayyum selalu ada di samping Melody.
“Dhike, ada yang
mau aku katakan,” kata Qayyum.
“Apa?” tanya
Dhike.
“Maafkan aku.
Aku bukannya tidak suka denganmu tapi aku ingin kamu bisa menerima kenyataan
dengan baik,” Qayyum menunda jawaban dari Dhike.
“Aku hampir
pasti ada yang punya. Dia adalah Melody, teman sekelas kita. Hubungan aku
dengan Melody sudah semakin dekat. Sebaiknya, kamu jangan merusak hubungan aku
dengan Melody. Jika kamu melakukannya, kamu bisa menyakiti hati Melody,” Qayyum
menjawab kemudian bertanya dengan lembut.
“Aku bisa
menerima kenyataan dengan baik. Sebenarnya aku suka sama kamu tapi kamu lebih suka
sama Melody. Karena hubungan kamu dengannya sudah semakin dekat, aku tidak
ingin merusak hubungan kamu dengannya. Jika aku melakukannya, aku merasa sangat
menyesal jika aku menyakiti sesama teman.Beberapa waktu yang lalu, aku hampir
saja menyakiti Melody karena dia sangat menyukai kamu,” balas Dhike.
“Tapi kamu
jangan lupakan aku karena aku masih sahabatmu,” Qayyum mengingatkan Dhike.
“Baiklah, aku
tidak akan lupa dengan kamu karena kamu masih sahabatku,” balas Dhike. Kemudian
Qayyum dan Dhike pergi meninggalkan taman sekolah.
Sesaat setelah
waktu belajar di sekolah selesai, Dhike ingin menyampaikan sesuatu dengan
Melody. Sementara Qayyum memperhatikan Dhike dan Melody.
“Melody,
hubungan antara kamu dengan Qayyum sudah semakin dekat.Sebenarnya aku suka
dengan Qayyum tapi Qayyum lebih suka dengan kamu. Demi kebaikan kamu dan Qayyum,
aku tidak akan merusak hubungan kamu dengan Qayyum. Karena aku tidak ingin
menyakiti hati sesama teman seperti kamu. Aku masih sahabatmu,” Dhike berkata
kepada Melody.
“Itu benar.
Hubungan aku dengan Qayyum sudah semakin dekat. Sebaiknya, kamu jangan merusak
hubungan aku dengan Qayyum. Selain itu, aku juga masih sahabatmu karena kita
adalah teman sekelas,” balas Melody.
“Aku mengerti.
Tapi aku bisa mencari kebahagiaan yang lain,” balas Dhike senang.
“Melody. Dhike.
Kita pulang sekarang,” kata Qayyum sambil bergegas pulang dan meninggalkan
ruang kelas XI-IPS1 bersama Melody dan Dhike.
Bersambung…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar